SistemReproduksi dapat mengalami kelainan dan penyakit. Kelainan organ reproduksi biasanya menyebabkan ketidakmampuan hamil/infertilitas. Sekitar 10% dari pasangan hasil perkawinan mempunyai problem ini. Hampir 30% infertilitas ini disebabkan faktor pria. Beberapa jenis kelainan yang terjadi pada sistem reproduksi adalah sebagai berikut. 1. Soal Uji Kompetensi Buku Biologi untuk SMA/MA Kelas XI Penerbit Erlangga Halaman 395-399 Soal Kelainan penyakit sistem hormon dan penyebab yang paling benar, adalah.... A. gondok disebabkan oleh hiposekresi aldostreron B. gigantisme disebabkan oleh hipersekresi C. akromegali disebabkan oleh hipersekresi somatotropin D. diabetes mellitus disebabkan oleh hipersekresi adrenalin E. Addison disebabkan oleh hiporsekresi insulin Jawaban B. gigantisme disebabkan oleh hipersekresi Pembahasan Gigantisme, akibat kelebihan hipersekresiGH selama remaja sebelum penutupan cakram epifisis yang menyebabkan pertumbuhan tulang panjang berlebihan.
4 Stone Man's disease: tumbuh tulang baru di dalam tubuh. Secara medis dikenal sebagai Fibrodysplasia Ossificans Progressiva (FOP), Stone Man's disease adalah salah satu kondisi genetik yang paling langka, paling menyakitkan, dan paling melumpuhkan. Stone Man's disease menyebabkan muncul pertumbuhan tulang baru menggantikan otot, tendon

Kelainan penyakit sistem hormon dan penyebab yang paling benar, adalah.... A. gondok disebabkan oleh hiposekresi aldostreron B. gigantisme disebabkan oleh hipersekresi C. akromegali disebabkan oleh hipersekresi somatotropin D. diabetes mellitus disebabkan oleh hipersekresi adrenalin E. Addison disebabkan oleh hiporsekresi insulin Jawaban B. gigantisme disebabkan oleh hipersekresi Pembahasan Gigantisme, akibat kelebihan hipersekresiGH selama remaja sebelum penutupan cakram epifisis yang menyebabkan pertumbuhan tulang panjang berlebihan. *Baca buku halaman 373

Yukmari disimak penjelasan dari dosen biologi mengenai kelainan hormon pada manusia berikut ini. 1. Diabetes Insipidus Diabetes insipidus adalah penyakit yang menyebabkan seseorang lebih sering buang air kecil yang disertai dengan kehausan yang berlebihan. Penyebab diabetes insipidus adalah karena ada pengaruh hormon antidiuretik.
Oleh Yopi Nadia, Guru SDN 106/IX Muaro Sebapo, Muaro Jambi, Provinsi Jambi - Sistem hormon pada tubuh manusia memiliki peran yang sangat penting, maka menjaga agar produksi hormon tetap ideal menjadi suatu keharusan. Gangguan pada sistem hormon bisa berujung pada sejumlah kondisi. Berikut ini adalah beberapa contoh penyakit sistem hormon yang perlu diwaspadai Insufisiensi Adrenal Sindrom Adrenogenital Penyakit Cushing Acromegaly Gangguan hormon pertumbuhan Hipertiroidisme Hipotiroidisme Hipopituitarisme Diabetes Baca juga Hormon-Hormon yang Memengaruhi Pertumbuhan dan Perkembangan Tumbuhan Berikut penjelasannya Insufisiensi Adrenal Insufisiensi Adrenal adalah kondisi di mana kelenjar adrenal tidak mampu memproduksi hormon dalam jumlah yang ideal. Pada konteks ini, jumlah hormon yang diproduksi kurang dari yang seharusnya. Salah satu hormon yang diproduksi oleh kelenjar adrenal adalah hormon kortisol. Hormon kortisol merupakan hormon yang bertanggung jawab dalam mengendalikan stres. Kekurangan hormon kortisol dapat berdampak pada ketidakmampuan tubuh dalam mengelola stres sehingga kondisi ini perlu untuk diatasi. Sindrom Adrenogenital Kelainan di mana terjadi kekurangan produksi glukokortikoid yang biasanya akibat kekurangan enzim pembentuk glukokortikoid pada kelenjar adrenal. Baca juga Ciri Khas Enzim sebagai Katalis Biokimia Akibatnya kadar ACTH meningkat dan zona retikularis dirangsang untuk mensekresi androgen. Hal tersebut menyebabkan timbulnya tanda-tanda kelainan sekunder pria pada seorang wanita yang disebut virilisme.

Simak5 kelainan pada tulang berikut ini: 1. Skoliosis. Kelainan pada tulang manusia, yaitu skoliosis merupakan kondisi tulang belakang yang melengkung ke samping. Skoliosis ini biasanya terjadi pada anak-anak antara 10 hingga 15 tahun. Namun, ada juga kasus skoliosis yang terjadi pada orang dewasa.

Halodoc, Jakarta - Setiap bagian dari tubuh manusia memiliki fungsinya masing-masing. Mereka saling bekerja sama satu sama lain untuk kelangsungan hidup manusia. Sedikit gangguan saja, maka pasti muncul gangguan kesehatan yang kemudian harus dilakukan pengobatan agar tidak mengganggu aktivitas sehari-hari. Salah satu hal yang mungkin kamu abaikan adalah hormon, padahal jika terjadi gangguan hormon sedikit saja seperti jumlahnya tidak seimbang, maka tubuhmu akan merasakan dampaknya. Hormon diproduksi oleh sistem endokrin dalam tubuh. Zat kimia ini membantu mengendalikan hampir semua fungsi tubuh, mulai dari pertumbuhan, metabolisme, hingga reproduksi. Jadi, apabila gangguan hormon terjadi, dapat muncul penyakit yang tidak bisa kamu sepelekan. Nah, berikut ini beberapa jenis gangguan kesehatan yang bisa muncul akibat kelainan atau gangguan hormon, yaitu Jerawat Tidak hanya penyakit kronis yang muncul akibat gangguan hormon, penyakit yang kerap mengganggu orang-orang muda ini juga dipicu akibat kelainan hormon. Jerawat umumnya datang dan menjadi penyakit langganan bagi para wanita menjelang menstruasi. Kondisi ini salah satu penyebabnya adalah aktivitas hormon progesteron yang menghasilkan minyak berlebih pada kulit. Akibatnya, seseorang jadi lebih mudah mengalami jerawat. Parahnya lagi, jerawat akibat faktor hormon ini bukan sesuatu yang bisa dihilangkan. Baca Juga Inilah Hormon Jerawat dan Cara Mengatasinya PCOS Sindrom Polikistik Ovarium Kondisi ini terjadi saat fungsi ovarium seorang wanita mengalami gangguan dan menyebabkan hormon wanita menjadi tidak seimbang. Akibat PCOS, wanita mengalami menstruasi yang tidak lancar, misalnya hanya terjadi sekali dalam tiga bulan. Akibatnya, wanita yang mengalami penyakit ini akan sulit untuk hamil, sehingga harus diberikan perawatan untuk memperlancar siklus menstruasinya. Gigantisme Gigantisme adalah kondisi saat anak-anak memproduksi hormon pertumbuhan secara berlebih. Selama masa pertumbuhan, anak-anak yang terkena gigantisme dapat memiliki ukuran tinggi dan berat badan yang terlihat di atas rata-rata. Penyebab gigantisme yang paling sering ditemui adalah tumor pada kelenjar hipofisis atau tumor kelenjar pituitari yang terletak pada bagian bawah otak manusia. Kelenjar ini berperan pada perkembangan seksual, pengendalian suhu tubuh, produksi urine serta metabolisme pertumbuhan pada wajah, tangan, dan kaki. Dengan tumbuhnya tumor pada kelenjar hipofisis menyebabkan kelenjar ini memproduksi hormon pertumbuhan secara berlebihan. Baca Juga Ketahui Komplikasi yang Bisa Disebabkan oleh Gigantisme Sindrom Cushing Sindrom Cushing adalah sebutan untuk sekumpulan gejala penyakit yang disebabkan oleh tingginya kadar hormon kortisol dalam tubuh. Namun, kondisi ini bisa terjadi konsumsi obat-obatan kortikosteroid dosis tinggi, terutama pada anak-anak. Kondisi ini dikenal dengan hiperkortisolemia dan lebih sering terjadi pada perempuan. Beberapa gejala yang muncul antara lain wajah yang tampak bulat dan kemerahan, mengalami obesitas, penipisan kulit sehingga rentan memar, jerawat, mudah lelah, lemah otot, hipertensi, depresi, tumbuhnya rambut pada tubuh dan wajah, gangguan tidur, dan turunnya libido. Penyakit Addison Penyakit addison muncul saat kelenjar adrenal tidak memproduksi hormon kortisol cukup banyak. Inilah mengapa penyakit Addison juga sering disebut insufisiensi adrenal atau hiperkortisolisme. Penyakit ini dapat berkembang secara bertahap selama beberapa bulan. Nah, beberapa gejala khas dari penyakit ini adalah rasa lemas yang berkepanjangan dan memburuk, kelemahan otot, turunnya nafsu makan, dan turunnya berat badan. Baca Juga Dampak Kelebihan dan Kekurangan Hormon Testosteron Sebetulnya masih banyak sekali penyakit yang terjadi akibat gangguan hormon. Betapa pentingnya hormon dalam tubuh kita sehingga menjalani gaya hidup sehat adalah sebuah kewajiban agar penyakit tidak mudah menyerang kita. Jika kamu merasakan gejala penyakit dan semakin bertambah parah, kamu harus segera memeriksakan diri ke dokter. Dengan melakukan penanganan yang tepat di rumah sakit, maka hal ini bisa meminimalisir risiko. Kini kamu pun bisa buat janji dengan dokter di rumah sakit yang tepat sesuai dengan kebutuhan kamu melalui Halodoc. Kamu juga bisa download aplikasi Halodoc sekarang juga di App Store dan Google Play!

Kortisoladalah hormon yang membantu tubuh merespon stres, mengatur proses metabolisme, dan menjaga tekanan darah. Sindrom Cushing memicu munculnya gejala berupa: Penambahan berat badan. Lengan dan kaki tampak kurus. Wajah bulat. Benjolan lemak di antara bahu. Pertumbuhan rambut berlebihan. Kelemahan otot. Pandangan kabur.
kelainan penyakit sistem hormon yang terjadi ketika kelenjar penghasil hormon dalam tubuh terganggu. Kondisi ini membuat jumlah hormon yang dihasilkan kurang atau bahkan terlalu banyak, sehingga fungsi organ tubuh tertentu terganggu dan muncul berbagai masalah kesehatan. Apa Yang Terjadi Jika Sistem Hormon Terganggu? Gangguan hormonal dalam tubuh berpotensi menimbulkan sejumlah penyakit, tergantung pada hormon atau kelenjar yang mengalami gangguan tersebut. Misalnya, jika gangguan terjadi pada kelenjar adrenal, Anda bisa mengalami masalah tekanan darah, metabolisme, dan fungsi ginjal. Penyakit Yang Mungkin Terjadi Karena Gangguan Hormon Berikut ini adalah beberapa jenis kelainan penyakit sistem hormon dan penyebabnya yang paling sesuai adalah 1. Sindrom Cushing Kondisi ini yang dapat terjadi karena kelenjar pituitari terlalu aktif sehingga menyebabkan tubuh memproduksi terlalu banyak hormon kortisol. Sindrom Cushing dapat disebabkan oleh efek samping obat kortikosteroid dosis tinggi atau jangka panjang, faktor genetik, hingga tumor di kelenjar pituitari atau kelenjar adrenal. 2. Hipopituitarisme Kondisi ini terjadi ketika kelenjar pituitari tidak mampu memproduksi hormon dalam jumlah yang cukup, sehingga penderitanya mengalami kekurangan hormon. Kekurangan hormon yang diproduksi oleh kelenjar pituitari dapat menyebabkan berbagai masalah kesehatan. Pada anak – anak, hipopituitarisme dapat menyebabkan gangguan perkembangan. Sedangkan pada orang dewasa, kondisi ini dapat berpotensi menyebabkan kemandulan atau infertilitas. 3. Penyakit Addison Penyakit Addison disebabkan oleh penurunan hormon yang diproduksi oleh kelenjar adrenal. Penyakit ini dapat menyebabkan penderitanya mengalami beberapa gejala seperti sering lelah, mual dan muntah, perubahan warna kulit, tidak tahan suhu dingin, dan nafsu makan menurun. 4. PCOS Sindrom Ovarium Polikistik Penyakit ini terjadi ketika fungsi indung telur atau indung telur terganggu dan menyebabkan jumlah hormon dalam tubuh wanita menjadi tidak seimbang. PCOS merupakan salah satu penyebab infertilitas pada wanita. Penyebab pasti PCOS belum diketahui, namun penyakit ini diduga disebabkan oleh faktor genetik atau kondisi tertentu, seperti kelebihan hormon androgen dan insulin. 5. Gigantisme Penyakit ini umumnya terjadi pada anak – anak. Kondisi gigantisme adalah penyakit yang disebabkan oleh gangguan hormonal ketika tubuh anak memproduksi hormon pertumbuhan secara berlebihan. Kondisi gigantisme membuat anak yang mengalaminya memiliki tinggi dan berat badan di atas rata – rata. 6. Hipertiroidisme Hipertiroidisme terjadi ketika kadar tiroksin atau hormon tiroid yang diproduksi oleh kelenjar tiroid dalam tubuh sangat tinggi. Hipertiroidisme lebih sering terjadi pada wanita, tetapi juga dapat terjadi pada pria. Gangguan pada hormon ini akan menyebabkan proses metabolisme tubuh terganggu, penurunan berat badan, gangguan kecemasan, hingga detak jantung yang lebih cepat atau jantung berdebar – debar. 7. Hipotiroidisme Hipotiroidisme adalah suatu kondisi ketika kelenjar tiroid terganggu dan tidak dapat menghasilkan cukup hormon. Kondisi ini dapat menimbulkan gejala berupa tubuh mudah lemas, sembelit, tidak tahan suhu dingin, sering mengantuk, dan kulit kering. Pada anak – anak, hipotiroidisme dapat menghambat pertumbuhan dan perkembangannya. Masih terdapat berbagai penyakit dan kondisi lain yang berkaitan dengan terjadinya gangguan hormonal dalam tubuh, sehingga perlu serangkaian pemeriksaan yang cermat untuk dapat menentukan penyakit yang mendasari munculnya gangguan hormonal tersebut. Langkah Pemeriksaan Dan Penanganan Gangguan Hormon Gangguan hormonal merupakan masalah kesehatan yang perlu diperiksa dan ditangani oleh dokter. Untuk mendeteksi gangguan hormonal, dokter perlu melakukan serangkaian pemeriksaan yang terdiri dari pemeriksaan fisik dan pemeriksaan penunjang, seperti tes darah, tes urine, dan pemeriksaan radiologi seperti rontgen, CT Scan, USG, atau MRI. Setelah jenis masalah hormon diidentifikasi dan penyebabnya diidentifikasi, dokter akan memberikan pengobatan sesuai dengan jenis gangguan hormon yang dialami pasien. Misalnya, dalam kasus hipertiroidisme, dokter mungkin meresepkan obat untuk mengurangi jumlah hormon tiroid, radioterapi, atau operasi tiroid. Sedangkan jika gangguan hormon disebabkan oleh tumor, dokter dapat melakukan pembedahan untuk mengangkat tumor tersebut. Baca juga Mengenal Sistem Otot Yang Ada Pada Manusia Gangguan hormonal tidak boleh dianggap enteng. Jika Anda mengalami gejala gangguan hormonal, sebaiknya segera konsultasikan ke dokter untuk mendapatkan penanganan yang tepat. Apa Ciri Ciri Kelainan Hormon? Ketidakseimbangan hormon adalah suatu kondisi ketika tubuh mengalami kelebihan atau kekurangan hormon tertentu. Menurut Klinik Cleveland, hormon adalah bahan kimia dalam tubuh yang membawa pesan melalui darah ke organ, kulit, otot, dan jaringan lainnya. Setidaknya ada 50 jenis hormon dalam tubuh. Fungsi dari hormon – hormon tersebut adalah untuk mengontrol metabolisme, homeostasis, pertumbuhan dan perkembangan, fungsi seksual, reproduksi, siklus tidur dan bangun, hingga mood. Ciri – ciri kelainan ketidakseimbangan hormon Setiap perubahan kecil pada kadar hormon dalam tubuh dapat berdampak pada kesehatan. berikut beberapa ciri hormon yang tidak seimbang yang harus diwaspadai Suasana hati seringkali memburuk Perubahan hormon seks, terutama estrogen, dapat memengaruhi hormon serotonin, yang mengatur suasana hati. Akibatnya, orang dengan ketidakseimbangan hormon lebih murung, sedih, mudah tersinggung, dan lebih sensitif. Menstruasi yang berat atau sangat menyakitkan. Gangguan hormonal juga dapat menyebabkan tumbuhnya benjolan fibroid di sekitar rahim. Kondisi ini ditandai dengan periode yang sangat menyakitkan atau berat, sering buang air kecil, nyeri punggung bawah, sembelit, dan nyeri saat berhubungan seks. Dorongan seks menurun Ketidakseimbangan hormon juga bisa membuat libido atau gairah seks menurun. Kondisi ini bisa dirasakan baik oleh pria maupun wanita. Untuk itu, penting untuk mengenali Apa ciri ciri kelainan hormon dalam tubuh Anda. Simak pembahasan selengkapnya di bawah ini. 1. Siklus Haid Tidak Teratur Jarak antara menstruasi seorang wanita dari bulan pertama haid ke bulan berikutnya berlangsung antara 21 – 35 hari. Jika Anda tidak memiliki siklus menstruasi yang sama setiap bulannya, atau jika Anda terlambat beberapa bulan padahal belum memasuki masa menopause, ini bisa menjadi tanda ketidakseimbangan hormon. Kondisi ini bisa terjadi karena kadar hormon estrogen atau progesteron dalam tubuh Anda terlalu banyak atau bahkan terlalu sedikit. Jika Anda berusia 40-50 tahun, ini mungkin terkait dengan gejala menopause. Namun, siklus menstruasi yang tidak teratur juga bisa menjadi gejala masalah kesehatan seperti sindrom ovarium polikistik PCOS. Jika Anda mengalami siklus menstruasi yang tidak teratur selama beberapa bulan meskipun Anda tidak hamil, sebaiknya bicarakan hal ini dengan dokter Anda. 2. Susah Tidur Progesteron, hormon yang dilepaskan oleh indung telur Anda, seharusnya bisa membuat Anda mengantuk. Jika kadar hormon ini lebih rendah dari biasanya, maka Anda akan sulit tidur. Selain itu, kadar estrogen yang tinggi juga bisa memicu hot flashes dan keringat malam. Gangguan ini dapat menyebabkan Anda terbangun dan sulit untuk tidur kembali. 3. Jerawat Kronis Wajah berjerawat sebelum menstruasi adalah hal yang sangat normal. Sebab, saat itu terjadi perubahan hormonal di dalam tubuh. Namun, jika Anda menderita jerawat kronis yang tidak kunjung hilang, ini bisa menjadi pertanda adanya gangguan hormonal. Kelebihan kadar androgen hormon yang dimiliki oleh pria dan wanita dapat menyebabkan kelenjar minyak bekerja terlalu keras. Androgen juga dapat mempengaruhi sel – sel kulit di dalam dan di juga sekitar folikel rambut Anda. Kedua hal ini juga dapat menyumbat pori – pori dan menyebabkan jerawat. 4. Mudah Lelah Merasa anda mudah lelah adalah salah satu tanda paling umum dari ketidakseimbangan hormon. Misalnya, kelebihan progesteron bisa membuat Anda mengantuk. Demikian juga, jika kelenjar tiroid Anda menghasilkan lebih sedikit hormon tiroid, ini dapat mengurangi energi Anda. Untuk dapat mengetahui kadar tiroid dalam tubuh, Anda bisa melakukan tes darah. 5. Suasana Hati Berfluktuasi Dengan Cepat Perubahan hormon yang dapat menyebabkan suasana hati Anda berubah dengan cepat. Misalnya, dengan hormon estrogen dapat mempengaruhi beberapa bahan kimia neurotransmitter di otak, seperti serotonin, dopamin, dan norepinefrin. Hal ini membuat Anda merasa senang, tetapi satu jam kemudian Anda bisa kesal atau marah hanya karena hal – hal sepele. 6. Perubahan Nafsu Makan Dan Penambahan Berat Badan Saat mood sedang tidak menentu, kadar estrogen dalam tubuh Anda akan menurun sehingga Anda memiliki kecenderungan untuk makan lebih banyak. Kadar estrogen juga dapat mempengaruhi jumlah leptin, yang merupakan hormon penting yang ada dalam pengaturan nafsu makan. Inilah sebabnya mengapa perubahan hormonal dalam tubuh berperan dalam penambahan berat badan. Masalah berat badan yang tidak wajar ini bisa terjadi bahkan jika Anda belum pernah mengalaminya sebelumnya. Stres yang berlebihan dan juga kurang tidur bisa menjadi salah satu faktor yang meningkatkan risiko kelebihan berat badan. 7. Sakit Kepala Banyak hal yang bisa memicu sakit kepala, salah satunya adalah ketidakseimbangan kadar hormon dalam tubuh. Khusus bagi wanita, kadar estrogen sangat berpengaruh pada kondisi ini. Selain itu, penurunan kadar estrogen juga menjadi alasan mengapa Anda sering mengalami sakit kepala saat menstruasi. Sakit kepala pada siklus yang sama, bisa menjadi tanda ketidakseimbangan hormon. 8. Vagina Kering Permukaan vagina biasanya basah dan lembab, terutama selama masa subur Anda. Namun, jika tiba – tiba vagina Anda sering kering, ini bisa jadi karena pengaruh hormon estrogen yang rendah. Hormon estrogen membantu menjaga vagina tetap lembab, terlumasi, dan nyaman. Jika kadar hormon ini menurun, salah satu efeknya adalah penurunan produksi lendir dan cairan vagina. 9. Penurunan Gairah Seks Testosteron dapat mempengaruhi gairah seks Anda. Ini terjadi pada pria dan wanita, karena wanita juga memproduksi testosteron. Selain testosteron yang rendah, kadar hormon prolaktin yang tinggi juga dapat mengurangi keinginan untuk aktif secara seksual. Ini ditemukan dalam sebuah penelitian lama yang diterbitkan dalam jurnal Nature. Studi tersebut melaporkan bahwa sekitar dua dari tiga pria yang memiliki kadar prolaktin tinggi dalam tubuh mereka kehilangan minat pada seks dan juga mengalami disfungsi ereksi. 10. Perubahan Pada Payudara Penurunan estrogen pada wanita juga dapat membuat jaringan payudara Anda kurang padat. Sebaliknya, kelebihan estrogen dapat mengencangkan jaringan payudara, bahkan menyebabkan benjolan atau kista. Jika Anda mengalami perubahan pada payudara Anda, ini bisa menjadi salah satu tanda adanya gangguan hormonal. Bicaralah dengan dokter Anda segera jika Anda mengalami salah satu dari perubahan payudara ini. Kondisi ini tidak hanya terjadi pada wanita, tetapi juga pria. Pasalnya, pria memproduksi hormon testosteron sekaligus estrogen dalam jumlah sedikit. Hormon estrogen bertanggung jawab atas karakteristik wanita seperti dengan pembesaran payudara. Ketidakseimbangan hormon yang melibatkan peningkatan estrogen dan penurunan testosteron menyebabkan payudara membesar pada pria ginekomastia. Penyakitpada sistem reproduksi bisa menyerang pria dan wanita. Penyakit ini bisa disebabkan oleh infeksi, peradangan, kelainan genetik, gangguan hormon, bahkan kanker. Penyakit yang menyerang sistem reproduksi ini berpeluang tinggi untuk menyebabkan masalah kesuburan. Sistem reproduksi pria dan wanita memiliki keunikan tersendiri. Sistem hormon adalah sistem yang terdiri dari beragam organ dan kelenjar yang berperan dalam memproduksi hormon. Hormon-hormon tersebut bertugas untuk mengatur berbagai fungsi organ tubuh. Ketika sistem ini terganggu, kinerja sistem organ tertentu akan bermasalah dan menimbulkan sejumlah penyakit. Kelenjar tubuh manusia terbagi menjadi 2 jenis, yaitu kelenjar endokrin dan kelenjar eksokrin. Kelenjar endokrin adalah jenis kelenjar yang bertugas untuk memproduksi berbagai jenis hormon, sedangkan kelenjar eksokrin bertugas untuk menghasilkan cairan tubuh yang bukan hormon, seperti keringat, air mata, ASI, dan air liur. Fungsi Sistem Hormon Berdasarkan Organnya Sistem hormon di dalam tubuh melibatkan banyak organ dan kelenjar. Masing-masing organ dan kelenjar tersebut menghasilkan hormon yang berbeda-beda dengan fungsinya tersendiri. Berikut ini adalah beberapa jenis organ dan kelenjar yang berfungsi untuk menghasilkan hormon 1. Kelenjar pituitari Kelenjar pituitari atau kelenjar hipofisis yang terletak di bagian dasar otak ini dijuluki sebagai the master gland. Kelenjar ini berperan dalam memproduksi hormon yang bertugas untuk mengatur fungsi berbagai organ dan kelenjar lain, seperti kelenjar tiroid, organ reproduksi, dan kelenjar adrenal. Kelenjar pituitari memiliki tugas untuk menghasilkan beberapa hormon berikut ini Hormon TSH, yaitu hormon yang bertugas untuk menghasilkan hormon tiroid Hormon pertumbuhan, yaitu hormon yang bertugas untuk mengatur laju pertumbuhan tubuh Hormon FSH, yaitu hormon yang berperan dalam mengatur ovulasi atau masa subur wanita Hormon ACTH, yaitu hormon yang berfungsi untuk menghasilkan hormon stres dan merangsang kinerja kelenjar adrenal Hormon prolaktin, yaitu hormon yang mengatur produksi ASI pada ibu menyusui Hormon perangsang beta-melanosit, yaitu hormon yang meningkatkan pigmentasi kulit ketika terpapar radiasi sinar ultraviolet Hormon enkephalin dan endorfin, yaitu hormon yang berperan dalam mengendalikan rasa sakit dan menimbulkan perasaan gembira Jika kelenjar pituitari mengalami gangguan, misalnya akibat tumor hipofisis, cedera kepala berat, penyakit Cushing, dan cedera kepala berat, maka berbagai sistem organ tubuh juga akan terganggu. Gangguan pada kelenjar pituitari dapat menimbulkan gejala berupa sakit kepala, tekanan darah meningkat, sulit tidur, tubuh terasa lemas, gangguan suasana hati, sulit memperoleh keturunan infertilitas, gangguan libido atau hasrat seksual, serta produksi ASI kurang lancar. 2. Kelenjar hipotalamus Hipotalamus juga terletak di dasar otak, berdekatan dengan kelenjar hipofisis. Salah satu tugas kelenjar hipotalamus adalah memberikan instruksi kepada kelenjar hipofisis kapan harus melepas hormon yang diproduksinya. Selain itu, kelenjar hipotalamus juga memproduksi sejumlah hormon yang bertugas mengatur suhu dan kadar air dalam tubuh. Kelenjar ini pun berperan dalam menghasilkan hormon oksitosin yang bertugas untuk merangsang kontraksi rahim menjelang persalinan, mengendalikan emosi dan libido, serta memelihara kesehatan sistem reproduksi. Gangguan pada kelenjar hipotalamus dapat menyebabkan sejumlah penyakit, di antaranya hipopituitarisme dan diabetes insipidus. Penyakit-penyakit tersebut dapat menimbulkan sejumlah gejala, seperti Penurunan berat badan Penurunan nafsu makan Peningkatan atau penurunan tekanan darah Sering buang air kecil Sulit tidur Gangguan tumbuh kembang Pubertas terlambat Infertilitas 3. Kelenjar adrenal Kelenjar adrenal yang terletak di atas ginjal ini bertugas untuk menghasilkan beberapa jenis hormon, antara lain hormon androgen, aldosterone, adrenalin, dan noradrenalin. Fungsi dari hormon-hormon tersebut adalah mengendalikan tekanan darah serta kadar elektrolit dan gula darah dalam tubuh. Tak hanya itu, kelenjar ini juga memproduksi hormon kortisol juga berperan dalam siklus bangun dan tidur Anda. Kelenjar adrenal dapat terkena beberapa penyakit, misalnya penyakit Addison, penyakit Cushing, feokromositoma, dan tumor kelenjar adrenal. Gangguan pada kelenjar adrenal dapat menimbulkan sejumlah gejala, yaitu pusing, tubuh terasa lemas, mual dan muntah, mudah berkeringat, tekanan darah menurun, menstruasi tidak teratur, penurunan berat badan, muncul bercak hitam di kulit, serta nyeri otot dan sendi. 4. Kelenjar tiroid Kelenjar tiroid berbentuk seperti kupu-kupu dan berada di dalam leher. Kelenjar ini berfungsi untuk memproduksi hormon tiroid. Hormon ini berperan penting dalam mengatur metabolisme serta pertumbuhan dan kinerja berbagai organ tubuh. Sistem hormon bisa terganggu jika kelenjar tiroid terlalu banyak atau justru sedikit. Ketika hormon tiroid di dalam tubuh terlalu banyak atau aktif hipertiroidisme, tubuh dapat mengalami beberapa gejala berikut ini Detak jantung cepat atau berdebar-debar Gemetaran atau tremor Mudah berkeringat Tidak tahan dengan suhu panas. Susah tidur Mudah lelah Rambut dan kuku rapuh Berat badan menurun Gangguan psikologis, seperti rasa cemas, gugup, dan mudah marah Sebaliknya, hormon tiroid yang terlalu rendah atau hipotiroidisme dapat menimbulkan beberapa gejala, antara lain Tubuh lemas Sering mengantuk Kulit kering Sensitif terhadap udara dingin Susah konsentrasi Kesemutan atau mati rasa di bagian tubuh tertentu Berat badan meningkat Irama jantung lambat 5. Kelenjar paratiroid Kelenjar paratiroid yang terletak di dekat kelenjar tiroid ini bertugas untuk memproduksi hormon paratiroid, yaitu hormon pengatur keseimbangan kalsium di dalam tubuh. Kelenjar ini berperan besar terhadap kesehatan dan perkembangan organ-organ yang membutuhkan kalsium, seperti tulang, gigi, pembuluh darah, jantung, dan otot. Gangguan pada kelenjar paratiroid sering kali tidak bergejala. Namun, sebagian orang yang memiliki gangguan kelenjar paratiroid dapat merasakan keluhan nyeri atau kram otot, kesemutan, mual, nyeri ulu hati, tubuh lemas, dan sering haus. Jika tidak ditangani dengan tepat, gangguan kelenjar paratiroid dapat memicu munculnya masalah kesehatan serius, seperti osteoporosis, tekanan darah tinggi, batu ginjal, dan penyakit jantung. 6. Kelenjar timus Kelenjar timus merupakan bagian dari sistem kekebalan tubuh yang terletak di belakang tulang dada. Salah satu fungsinya adalah memproduksi sel darah putih yang disebut limfosit T. Sel ini bertugas untuk melawan bakteri dan virus penyebab penyakit serta mencegah pertumbuhan sel kanker. Kinerja sel limfosit T ini diatur oleh hormon yang dihasilkan oleh kelenjar timus, yaitu thymosin, thymopoietin, thymulin, dan thymic humoral factor. Walau jarang terjadi, kelenjar timus dapat mengalami beberapa penyakit, seperti tumor kelenjar timus, sindrom DiGeorge, dan kista timus. Penyakit-penyakt tersebut dapat menimbulkan gejala sesak napas, nyeri dada, batuk darah, sulit menelan, berkurangnya nafsu makan, dan penurunan berat badan. 7. Kelenjar pineal Kelenjar pineal memiliki bentuk menyerupai kacang dan terletak di bagian tengah otak. Salah satu fungsinya adalah memproduksi hormon melatonin, yaitu hormon yang mengendalikan siklus tidur. Jika Anda mengalami gangguan tidur, misalnya insomnia, bisa jadi itu tanda adanya masalah pada kelenjar pineal Anda. Segera periksakan diri ke dokter agar segera mendapat penanganan. 8. Pankreas Pankreas memiliki 2 peran utama, yaitu menghasilkan enzim yang membantu tubuh mencerna makanan, serta memproduksi hormon insulin dan glukagon yang bertugas untuk mengendalikan kadar gula darah. Salah satu penyakit yang sering menyerang pankreas adalah pankreatitis, yaitu peradangan pada pankreas. Kondisi ini dapat muncul secara tiba-tiba selama beberapa hari pankreatitis akut, namun dapat juga terjadi terus-menerus hingga berbulan-bulan atau bertahun-tahun lamanya pankreatitis kronis. Pankreatitis akut dapat dikenali dari munculnya gejala berupa nyeri perut bagian atas yang semakin parah setelah makan, demam, denyut nadi cepat, mual, serta muntah. Sedangkan pankreatitis kronis biasanya menimbulkan gejala berupa nyeri perut bagian atas, berat badan menurun tanpa alasan jelas, serta tinja berminyak dan berbau menyengat. 9. Organ reproduksi Organ reproduksi pria dan wanita masing-masing menghasilkan hormon yang berbeda-beda. Salah satu kelenjar pada organ reproduksi wanita adalah ovarium. Organ ini bertugas untuk melepaskan sel telur serta menghasilkan hormon estrogen dan progesteron. Kedua hormon tersebut memengaruhi perubahan fisik wanita saat menginjak masa pubertas, mengatur siklus menstruasi dan masa subur, dan menunjang proses kehamilan. Gangguan ovarium yang sering dialami wania berusia subur adalah sindrom ovarium polikistik PCOS. Kondisi ini dapat dikenali dengan munculnya gejala Siklus menstruasi tidak normal Perdarahan hebat dari vagina Tumbuh rambut di wajah, punggung, perut, dan dada Kulit terlihat lebih berminyak dan rentan berjerawat Berat badan meningkat Rambut rontok dan menipis Muncul bercak hitam di lipatan tubuh, seperti leher, pangkal paha, dan lipatan payudara Organ reproduksi pada pria yang berperan penting dalam menghasilkan hormon adalah testis. Kelenjar yang terletak di dalam kantung zakar skrotum ini tak hanya memproduksi sperma, tapi juga hormon testosteron. Ketika remaja pria meranjak dewasa puber, hormon inilah yang berperan dalam menunjang pertumbuhan penis, rambut kemaluan, tinggi badan, kekuatan otot dan tulang, serta perubahan suara. Gejala yang dapat muncul ketika testis mengalami gangguan sangat beragam, tergantung jenis gangguan yang terjadi pada testis. Pada orang dewasa, gangguan pada testis dapat menyebabkan menurunnya hasrat seksual, disfungsi ereksi, dan suasana hati yang mudah berganti. Sedangkan gangguan testis pada anak-anak dapat dikenali dengan pubertas terlalu dini, yaitu sebelum usia 9 tahun. Untuk menjaga agar sistem hormon tubuh berfungsi dengan baik, Anda perlu menerapkan pola hidup sehat, seperti mengonsumsi makanan bergizi seimbang, menghindari rokok dan minuman beralkohol, serta rajin berolahraga. Selain itu, Anda juga dianjurkan untuk melakukan pemeriksaan rutin ke dokter agar fungsi sistem hormon dapat dievaluasi secara berkala. Jika terdapat gangguan pada sistem hormon, dokter akan memberikan pengobatan agar kondisi tersebut dapat ditangani dengan baik.
Kelainan(penyakit) sistem hormon dan penyebab yang paling benar, adalah. A. gondok disebabkan oleh hiposekresi aldostreron B. gigantisme disebabkan oleh hipersekresi C. akromegali disebabkan oleh hipersekresi somatotropin D. diabetes mellitus disebabkan oleh hipersekresi adrenalin E. Addison disebabkan oleh hiporsekresi insulin Jawaban :
Jakarta Penyebab prostat usia muda seolah tidak bisa terjadi. Padahal risikonya tetap ada meskipun lebih banyak pria usia 50 tahun ke atas yang mengalaminya. Gangguan prostat merupakan kondisi di mana terdapat kelainan pada organ prostat. Keturunan, riwayat penyakit keluarga, dan gaya hidup merupakan penyebab prostat usia muda yang paling umum. Nah, penyakit prostat yang paling sering menyerang pria adalah Benign Prostatic Hyperplasia atau biasa disingkat sebagai BPH. Kenali Gejala Prostat, Penyebab dan Cara Pencegahannya Penyebab Prostat dan Pencegahannya yang Tepat, Kenali Sebelum Terlambat Penyebab Kanker Prostat, Gejala, Pencegahan, dan Pengobatannya Menurut data, 50 persen laki-laki akan mengalami BPH pada usia 50 tahun atau lebih. Sementara pada usia 85 tahun, jumlah persentase tersebut akan naik hingga 90 persen. Di sini pentingnya mengetahui penyebab prostat usia muda, agar gangguan prostat bisa dicegah dan tak dialami di kemudian hari. Berikut ulas penyebab prostat usia muda dari berbagai sumber, Rabu 7/7/2021.Mengenal ProstatProstat merupakan kelenjar pada sistem reproduksi pria yang membungkus saluran kemih atau uretra. Ukuran prostat normalnya sebesar biji kenari dan akan semakin besar seiring bertambahnya usia. Jika prostat terlalu besar atau mengalami masalah, maka dapat menimbulkan gangguan kesehatan. Kelenjar prostat ini memiliki fungsi untuk mengeluarkan campuran cairan dan enzim yang diperlukan oleh sperma agar tetap sehat. Ketika pria mencapai usia pubertas, kelenjar prostat mulai membuat cairan mani. Menurut data WHO, kanker prostat adalah kasus kanker paling umum urutan kedua pada pria. Di Indonesia sendiri, kanker prostat menempati urutan ke-5 sebagai jenis kanker terbanyak, pria usia 70 hingga 79 tahun merupakan kelompok terbanyak yang menderia penyakit ini. Tak cuma kanker prostat yang patut diwaspadai. Akan tetapi, ada pembengkakan kelenjar prostat yang mengakibatkan penyempitan saluran kemih dan peradangan ataupun pembengkakan pada kelenjar prostat. Ketiga masalah prostat tersebut berisiko terjadi di usia muda bagi Prostat Usia Muda yang Benign Prostatic Hyperplastia BPHPenyebab prostat usia muda ini adalah pembesaran kelenjar prostat yang mengakibatkan penyempitan pada saluran kemih. Kondisi tersebutlah yang bisa menjadi penyebab prostat usia muda, terutama Benign Prostatic Hyperplastia yang membuat adanya penebalan di otot kandung kemih. BPH semakin lama akan membuat dinding kandung kemih akan melemah. Hal ini bisa membuat penderita prostat kesulitan saat buang air kecil. Selain itu, perubahan testosteron menjadi dehidrostestosteron atau DHT pada sel prostat bisa menjadi penyebab prostat usia muda dengan memicu masuknya DHT pada inti sel prostat sehingga bisa menyebabkan inskripsi pada RNA. Hal ini pun bisa mempengaruhi pembentukan protein sehingga sel prostat akan bertambah banyak. Meskipun begitu penyebab prostat usia muda ini secara pasti belum benar-benar diketahi. Akan tetapi, penyebab prostat usia muda seperti pembesaran prostat jinak ini bisa diakibatkan perubahan kadar hormon seksual akibat dari proses Prostat Usia Muda yang PeradanganKanker Prostat. Sumber prostat atau bisa disebut pula dengan istilah prostatis. Kondisi ini merupakan peradangan ataupun pembengkakan pada kelenjar prostat. Penyebab prostat usia muda yang peradangan lebih rentan dialami pria berusia 30 hingga 50 tahun. Penyebab prostat usia muda satu ini adalah infeksi bakteri pada saluran kemih ataupun dari penyakit seksual menular lainnya. Bakteri yang bisa menjadi penyebab prostat usia muda yang peradangan adalah escherichia coli, klebsiella, entrobakteri, streptokokkus, psuedomonas serta stafilokokkus. Penyebab prostat usia muda satu ini patut diwaspadai. Hal ini karena bahaya dari peradangan prostat cukup fatal dan bisa mengakibatkan sakit yang cukup menyiksa bagi si penderita. Ketika mengalami, penderita harus segera melakukan pemeriksaan ke dokter spesialis karena kehidupan seksual bagi pasangan suami istri bisa Prostat Usia Muda yang KankerPenyakit prostat usia muda yang perlu diwaspadai ialah kanker prostat. Penyebab prostat usia muda yang kanker adalah akibat dari perubahan DNA ataupun pertumbuhan sel secara abnormal yang ada pada kelenjar prostat. Beberapa faktor pun bisa meningkatkan resiko penyebab prostat usia muda ini, seperti faktor usia, riwayat keluarga dan juga faktor obesitas atau kesehatan. Bahaya dari kanker prostat terjadi bila sel-sel kanker menyebar ke luar organ prostat. Tentu saja ini akan berdampak pada kesehatan organ lain dan cukup berbahaya. Sama seperti kanker lain, apabila bisa terdeteksi memiliki kanker prostat sejak dini, maka penyakit ini bisa disembuhkan. Meski biasanya penyakit kanker prostat akan menyerang pria yang berusia diatas 45 tahun, laki-laki yang masih muda patut mewaspadainya juga. Penyebab prostat usia muda yang kanker rentan terjadi karena riwayat keluarga atau Makanan yang dikonsumsi sehari-hari Faktor penyebab prostat usia muda lainnya adalah makanan. Mengonsumsi makanan dengan kalsium tinggi terlalu sering dapat meningkatkan risiko terkena kanker prostat. Selain itu, sering mengonsumsi jenis makanan seperti daging merah atau produk susu tinggi lemak dapat pula menjadi penyebab prostat usia muda. 2. Lokasi dan ras Kasus kanker prostat ini banyak ditemui dan banyak menimpa orang-orang di belahan Amerika Utara, Eropa Barat Laut, Australia dan Kepulauan Karibia. Jadi, faktor penyebab prostat usia muda ini juga dipengaruhi oleh lokasi dan ras seseorang. 3. Riwayat kesehatan keluarga dan perubahan gen Jika ada keluarga laki-laki yang menderita kanker prostat atau wanita yang menderita kanker payudara, risiko untuk terkena kanker prostat akan meningkat. Sedangkan perubahan gen yang diwariskan dapat juga meningkatkan risiko tersebut. 4. Kelebihan berat badan meningkatkan risiko seorang laki-laki terkena kanker prostat 5. Paparan bahan kimiawi dan merokok 6. Penyakit menular seksual, seperti gonorea atau klamidia bisa meningkatkan risiko terkenan kanker prostat 7. Bagi pria yang menjalani prosedur vasektomi memiliki risiko kanker prostat lebih tinggi* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
.
  • j8uxe2coju.pages.dev/357
  • j8uxe2coju.pages.dev/315
  • j8uxe2coju.pages.dev/226
  • j8uxe2coju.pages.dev/106
  • j8uxe2coju.pages.dev/345
  • j8uxe2coju.pages.dev/79
  • j8uxe2coju.pages.dev/382
  • j8uxe2coju.pages.dev/56
  • j8uxe2coju.pages.dev/348
  • kelainan penyakit sistem hormon dan penyebabnya yang paling benar adalah